Thursday, October 22, 2009

Mengingati Awal dan Akhir Manusia di Arafah.

*an entry sempena musim Haji 1430H.*
Manusia dilahirkan ke dunia. Hidup di dalamnya. Berbuat dosa dan meraih pahala di atasnya. Suatu saat nanti, manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Disana, tidak akan ada perbedaan warna kulit, suku, etnis, ataupun status sosial. Semua dikumpulkan untuk menunggu perhitungan akan amal ibadah mereka. Yang akan selamat, adalah mereka yang bertakwa.
Awal dan akhir manusia ini adalah perenungan penting dalam melakukan rukun utama ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah. Begitu pentingnya ibadah yang berakhir pada Hari Raya Idul Adha ini, sampai Rasululah SAW bersabda, ‘Al-Hajju Arafat!’ yang berarti, Haji adalah Arafah. Tidak sah ibadah haji tanpanya.
***
Awal
Ketika Nabi Adam diciptakan sebagai khalifah di muka bumi, Malaikat berkeberatan, menilai manusia hanya akan membuat kerusakan di dalamnya. Namun kemudian Allah SWT mengajarkan nama-nama kepada Nabi Adam, dan beliau mampu menyebutkannya kembali dengan lengkap. Maka malaikat pun bersujud kepadanya.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan ia menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.” (Al-Baqarah: 34)
Sayangnya, setelah Allah SWT menciptakan Hawa sebagai teman Adam, mereka berdua terperdaya hasutan syetan dengan memakan buah khuldi yang diharamkan. Allah SWT lantas menyuruh mereka berdua turun dari surga.
“Kami berfirman, ‘Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (Al-Baqarah: 38)
Di bumi, Adam dan Hawa terpisah begitu jauhnya sampai akhirnya bertemu di perbukitan kecil Jabal al-Rahmah di Arafah, yang berada pada ketinggian 750 kaki di atas permukaan laut. Selama berabad-abad, Arafah adalah padang pasir yang tandus tanpa tumbuhan. Pemerintah Arab Saudi sekarang ini berusaha menghijaukannya dan memasang semprotan air untuk meredam suhu panas sehingga tidak terlalu terik.

pic: Jabal Rahmah, Makkah Al-Mukarramah.
Di atas pasir-pasir gurun ini, Bapak dan Ibu umat manusia ini bertaubat kepada Allah SWT. Memohon ampun atas kekhilafan dan kesalahan. Allah SWT menerima taubatnya. Dengan rahmatNya, kemudian Adam dan Hawa berkeluarga dan menciptakan kehidupan sosial pertama di dunia.
Selama melakukan wukuf, jemaah haji yang berada dianjurkan untuk merendahkan hati dan memohon ampun atas setiap kesalahan. Dalam pertaubatan tersebut, para jemaah merenungi sejarah penciptaan. Untuk tujuan apa manusia diciptakan. Sehingga dalam hati mereka tercipta pertanyaan, “Apakah itu yang sudah saya laksanakan?”
***
Akhir
Wukuf di Arafah merupakan simulasi untuk berkumpulnya manusia di Padang Mahsyar nanti. Para jemaah tidak boleh mengenakan pakaian selain kain berwarna putih yang tak terjahit. Menandakan kesederhanaan dan kebersihan di hadapan Allah SWT. Di Padang Pasir yang panas dan gersang tersebut, para jemaah hadir sebagai bentuk kepatuhan mutlak kepada Allah SWT.
Wukuf artinya berdiam diri. Maka Wukuf di Arafah artinya adalah berdiam diri di Arafah selama beberapa waktu. Waktu dimulainya wukuf adalah 9 Dzulhijjah dan berakhir pada Hari Raya Idul Adha, tepatnya setelah matahari tergelincir sampai menjelang pagi hari. Waktu-waktu tersebut digunakan untuk berdoa dan membaca Al-Qur’an sebanyak-banyaknya.
Puncak ibadah ini adalah Khutbah Wukuf. Isinya tidak pernah berganti, yaitu khutbah Rasulullah SAW pada saat beliau menjalankan Haji Wada’ (Haji Terakhir) pada Tahun 10 Hijriyah. Tidak kurang dari seratus ribu jemaah ikut dalam rombongan tersebut.
Rasulullah yang kala itu berpidato dari atas untanya, mengawalinya dengan menyeru “Wahai Manusia!” yang berarti, khutbah ini ditujukan untuk seluruh manusia, bukan umat Islam semata. Lalu Nabi SAW menyampaikan sebuah pesan kemanusiaan yang universal:
"Wahai manusia, Tuhanmu hanyalah satu dan asalmu juga satu. Kamu semua berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah. Keturunan, warna kulit, bangsa tidak menyebabkan seseorang lebih baik dari yang lain. Orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa. Orang Arab tidak lebih mulia dari yang bukan Arab, sebaliknya orang bukan Arab tidak lebih mulia dari orang Arab. Begitu pula orang kulit berwarna dengan orang kulit hitam dan sebaliknya orang kulit hitam dengan orang kulit berwarna, kecuali karena takwanya.”
Beliau juga menegaskan bahwa sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara. Tidak boleh ditumpahkan darahnya, dirampas hartanya, dan dicemarkan kehormatannya. Khusus untuk kaum wanita, Rasulullah berpesan kepada para laki-laki, "Aku wasiatkan agar kalian mempertahankan kaum wanita dengan sebaik-baiknya."Yang merupakan suatu bukti, bahwa Islam mendudukkan wanita dalam posisi yang mulia.
semoga mereka2 yang telah/akan pergi menunaikan haji di kurniakan dengan kemudahan utk menjalankan ibadah serta mendapat haji yang mabrur..Amin :)
(doakan aku dpt pegi haji secepat mungkin gak!!)

No comments:

 


Design by: Blogger XML Skins | Distributed by: Blogger Templates | Sponsored by Application Monitoring