Friday, May 22, 2009

...

Thursday, May 21, 2009

Musibah ujian tentukan tahap nilai diri umat

Nurjeehan reflects: Orang yang beriman itu apabila ia mendapat nikmat-nikmat dari Allah, ia malah semakin bersyukur & merendah diri kerana menyedari hakikat kehidupan di dunia ini yang tidak kekal & fana. Ia sentiasa merasa kerdilnya diri & insaf bahawa Allah Yang Maha Memberi juga Maha Berkuasa mengambil kurniaan-Nya pada bila-bila masa yang Dia kehendaki. Kemudian pula jika ia ditimpa musibah, orang-orang mukmin itu tetap saja bersyukur, tunduk & sujud kepada Penciptanya kerana menyedari akan hakikat kehidupan di akhirat. Bersederhana dan kekal tawaduk, itulah bahagia yang membahagiakan diri (bahkan mungkin orang-orang disekeliling kita) - dalam apa jua suasana. Insya Allah.

~BH 19-May-09


APABILA seseorang itu tiba-tiba mendapat kesusahan, kegagalan dalam perkara tertentu atau ditimpa musibah berat dalam kehidupan, mereka menganggap Allah sudah tidak sayangkan mereka. Lebih jauh daripada itu, ada berani mengatakan Allah telah berlaku zalim kerana diberikan kesusahan.Anggapan demikian tidak benar. Mereka tidak sepatutnya berprasangka tidak baik terhadap Allah. Sesungguhnya Allah tidak pernah sekali-kali menganiaya atau berlaku zalim kepada hamba-Nya.


Allah sentiasa bersifat Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Allah tetap memberi kurnia dan rahmat-Nya kepada semua umat Nabi Muhammad SAW. Firman Allah yang bermaksud:


“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.” (Surah Yunus, ayat 44)


Firman Allah lagi yang bermaksud:

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seorang pun walaupun sebesar zarah.” (Surah An-Nisa’, ayat 40)


Sebenarnya jika ada kepayahan dan kegagalan berdepan dengan sesuatu perkara yang mungkin membuat kita kecewa dan putus asa, itu adalah pengajaran. Ada sesuatu yang perlu kita renungkan dan sekali gus pelajari daripada kepayahan atau kegagalan itu kerana pasti ada hikmah di sebaliknya.


Menurut Jaddal Atiff dalam tulisannya, hikmah adalah sesuatu yang tersirat di sebalik tersurat. Hikmah dikurniakan sebagai hadiah paling besar dengan satu ujian. Hikmah hanya dapat ditempa oleh didikan langsung daripada Allah melalui ujian-Nya.


Sehubungan itu, bagi orang beriman, ujian bukanlah sesuatu yang negatif kerana Allah sentiasa mempunyai maksud baik di sebaliknya. Malah dalam keadaan seorang hamba itu berdosa sekalipun, ujian didatangkan-Nya sebagai satu pengampunan. Sementara dalam keadaan taat, ujian didatangkan untuk meningkatkan darjat.


Musibah tidak datang begitu saja tanpa ujian. Allah menurunkan musibah (besar atau kecil) untuk menguji hamba-Nya sejauh mana mereka tabah, sabar dan reda.


Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, ada ujian untuk kesabaran, ujian untuk bersyukur, ujian untuk memberi petunjuk, ujian sebagai hukuman, ujian sebagai cubaan, ujian untuk memajukan diri dan ujian supaya mendapat pahala. Siapa yang tidak merasakan ujian atau musibah, maka dia tidak mengetahui tahap nilai dirinya.


Allah berfirman yang bermaksud:

“Dan demi sesungguhnya! Kami tetap menguji kamu (wahai orang mengaku beriman) sehingga ternyata pengetahuan Kami adanya orang yang berjuang dari kalangan kamu dan orang yang sabar (dalam menjalankan perintah Kami) dan (sehingga) Kami dapat mengesahkan (benar atau tidaknya) berita keadaan kamu.” (Surah Muhammad, ayat 31)


Pernah suatu hari, Saad bin Abi Waqash berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang paling berat cubaannya? Rasul menjawab: Para nabi, kemudian yang seperti mereka dan yang seperti mereka. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya; jika agamanya bagus di dalam lubuk hatinya, maka dia akan menjadi orang yang berat ujiannya, dan jika dalam agamanya agak tipis, maka sesuai dengan itu pula ujiannya. Begitulah ujian hidup, ia akan terus bersama seorang hamba, sehingga ketika ujian itu pergi meninggalkannya, maka dia bebas berjalan di muka bumi ini tanpa ada kesalahan lagi.” (Hadis riwayat Tirmizi)


Sementara itu, Anas meriwayatkan: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya Allah berfirman: “Jika Aku menguji hamba-Ku dengan dua benda yang paling dia sayangi, lalu dia bersabar menghadapinya, maka Aku akan menggantikan keduanya dengan syurga. Yang dimaksudkan dua benda itu adalah kedua matanya.” (Hadis riwayat Bukhari)


Jelaslah Allah menimpakan musibah kepada seseorang anak Adam itu ada hikmah dan ujian-Nya. Justeru itu sesiapa yang ditimpa musibah hendaklah sabar menghadapinya.

Firman Allah yang bermaksud:

“(Sebenarnya) apa yang ada pada kamu akan habis dan hilang lenyap dan apa yang ada di sisi Allah tetap kekal dan sesungguhnya Kami membalas orang sabar dengan memberikan pahala lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (Surah An-Nahl, ayat 96)


Oleh itu, apabila berhadapan ujian, jangan buruk sangka sebaliknya hadapinya dengan reda serta keyakinan bahawa selepas kesusahan itu akan ada kemudahan menanti.


Source: http://nurjeehan.hadithuna.com/musibah-ujian-tentukan-tahap-nilai-diri-umat/#more-2505



Sunday, May 17, 2009

Jadikan sabar dan solat sebagai penolongmu..



“Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)

Ibnu Katsir menjelaskan satu prinsip dan kaidah dalam memahami Al-Qur’an berdasarkan ayat ini bahwa meskipun ayat ini bersifat khusus ditujukan kepada Bani Israel karena konteks ayat sebelum dan sesudahnya ditujukan kepada mereka, namun secara esensi bersifat umum ditujukan untuk mereka dan selain mereka. Bahkan setiap ayat Al-Qur’an, langsung atau tidak langsung sesungguhnya lebih diarahkan kepada orang-orang yang beriman, karena hanya mereka yang mau dan siap menerima pelajaran dan petunjuk apapun dari Kitabullah. Maka peristiwa yang diceritakan Allah Taala tentang Bani Israel, terkandung di dalamnya perintah agar orang-orang yang beriman mengambil pelajaran dari peristiwa yang dialami mereka. Begitulah kaidah dalam setiap ayat Al-Qur’an sehingga kita bisa mengambil bagian dari setiap ayat Allah swt. “Al-Ibratu Bi’umumil Lafzhi La Bikhusus sabab” (Yang harus dijadikan dasar pedoman dalam memahami Al-Qur’an adalah umumnya lafazh, bukan khususnya sebab atau peristiwa yang melatarbelakanginya”.Perintah dalam ayat di atas sekaligus merupakan penyelesaian agar umat secara kolektif dapat mengatasi dengan baik segala kesulitan dan masalah yang datang silih berganti. Sehingga melalui ayat ini, Allah memerintahkan agar kita memohon pertolongan kepada-Nya dengan senantiasa mendepankan sikap sabar dan menjaga solat dengan istiqamah. Kedua hal ini merupakan saranan meminta tolong yang terbaik ketika menghadapi berbagai kesulitan. Rasulullah saw selaku uswah hasanah, telah memberi contoh yang konkrit dalam mengamalkan ayat ini. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dijelaskan bahwa, “Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menghadapi suatu persoalan, beliau segera mengerjakan solat“.Huzaifah bin Yaman menuturkan, “Pada malam berlangsungnya perang Ahzab, saya menemui Rasulullah saw, sementara beliau sedang solat seraya menutup tubuhnya dengan jubah. Bila beliau menghadapi persoalan, maka beliau akan mengerjakan solat". Bahkan Ali bin Abi Thalib menuturkan keadaan Rasulullah saw pada perang Badar, “Pada malam berlangsungnya perang Badar, semua kami tertidur kecuali Rasulullah, beliau solat dan berdo’a sampai pagi“.Dalam riwayat Ibnu Jarir dijelaskan bagaimana pemahaman sekaligus pengamalan sahabat Rasulullah saw terhadap ayat ini. Diriwayatkan bahwa ketika Ibnu Abbas melakukan perjalanan, kemudian sampailah berita tentang kematian saudaranya Qatsum, ia langsung menghentikan kenderaanya dan segera mengerjakan solat dua raka’at dengan melamakan duduk. Kemudian ia bangkit dan menuju kenderaannya sambil membaca, “Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’“.Secara khusus untuk orang-orang yang beriman, perintah menjadikan sabar dan solat sebagai penolong ditempatkan dalam rangkaian perintah zikir dan syukur.



“Kerana itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan
bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah swt senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar“. (Al-Baqarah: 152-153).

Dalam kaitan dengan zikir, menjadikan sabar dan solat sebagai penolong adalah zikir. Siapa yang berzikir atau mengingat Allah dengan sabar, maka Allah akan mengingatnya dengan rahmat.Masih dalam konteks orang yang beriman, sikap sabar yang harus selalu diwujudkan adalah dalam rangka menjalankan perintah-perintah Allah Taala, kerana beban berat yang ditanggungnya akan terasa ringan jika diiringi dengan sabar dan solat. Ibnul Qayyim mengkategorikan sabar dalam rangka menjalankan perintah Allah Taala termasuk sabar yang paling tinggi nilainya dibandingkan dengan sabar dalam menghadapi musibah dan persoalan hidup.Syekh Sa’id Hawa menjelaskan dalam tafsirnya, Asas fit Tafasir kenapa sabar dan solat sangat tepat untuk dijadikan sarana meminta pertolongan kepada Allah Taala. Beliau mengungkapkan bahwa sabar dapat mendatangkan berbagai kebaikan, sedangkan solat dapat mencegah dari berbagai perilaku keji dan munkar, disamping juga solat dapat memberi ketenangan dan kedamaian hati. Keduanya (sabar dan solat) digandingkan dalam kedua ayat tersebut dan tidak dipisahkan, kerana sabar tidak sempurna tanpa solat, demikian juga solat tidak sempurna tanpa diiringi dengan kesabaran. Mengerjakan solat dengan sempurna menuntut kesabaran dan kesabaran dapat terlihat dalam solat seseorang.Lebih terperinci, syekh Sa’id Hawa menjelaskan saranan lain yang terkait dengan sabar dan solat yang dapat dijadikan penolong. Puasa termasuk ke dalam perintah meminta tolong dengan kesabaran karena puasa adalah separuh dari kesabaran. Sedangkan membaca Al-Fatihah dan doa termasuk ke dalam perintah untuk meminta tolong dengan solat karena Al-Fatihah itu merupakan sebahagian dari solat, begitu juga dengan do’a.Memohon pertolongan hanya kepada Allah merupakan ikrar yang selalu kita lafazkan dalam setiap solat kita, “Hanya kepada-Mu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMulah kami mohon pertolongan“. Agar permohonan kita diterima oleh Allah, tentu harus mengikuti tuntunan dan petunjuk-Nya. Salah satu dari petunjuk-Nya dalam memohon pertolongan adalah dengan sentiasa bersikap sabar dan memperkuat hubungan yang baik dengan-Nya dengan menjaga solat yang berkualiti. Disinilah solat merupakan cerminan dari penghambaan kita yang tulus kepada Allah.Esensi sabar menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dapat dilihat dari dua hal: Pertama, sabar karena Allah atas apa yang disenangi-Nya, meskipun terasa berat bagi jiwa dan raga. Kedua, sabar karena Allah atas apa yang dibenci-Nya, walaupun hal itu bertentangan keinginan hawa nafsu. Siapa yang bersikap seperti ini, maka ia termasuk orang yang sabar yang Insya Allah akan mendapat tempat terhormat.Betapa kita sangat menginginkan limpahan pertolongan Allah dalam setiap aktiviti dan persoalan kehidupan kita. Adalah sangat tepat jika secara bersama-sama kita dapat mengamalkan petunjuk Allah dalam ayat di atas agar permohonan kita untuk mendapatkan pertolongan-Nya segera menjadi realiti. Amin..


Wednesday, May 13, 2009

Pada-Mu ku bersujud: a song...

Ku menatap dalam kelam
tiada yang bisa kulihat
selain hanya namaMu, ya Allah
Esok ataukah nanti
ampuni semua salahku
lindungi aku dari segala fitnah

Kau tempatku meminta
Kau beriku bahagia
jadikan aku selamanya
hambaMu yang selalu bertaubat
Ampuniku ya Allah
yang sering melupakanMu, saat Kau limpahkan karuniaMu
dalam sunyi aku bersujud

Esok ataukah nanti
ampuni semua salah ku
lindungi aku dari segala fitnah
Kau tempatku meminta
Kau beriku bahagia
jadikan aku selamanya
hambaMu yang selalu bertaubat
Ampuniku ya Allah
yang sering melupakanMu
saat Kau limpahkan karuniaMu
dalam sunyi aku bersujud
Kau tempatku meminta
Kau beriku bahagia
jadikan aku selamanya
hambaMu yang selalu bertaubat
Ampuniku ya Allah
yang sering melupakanMu, saat Kau limpahkan karuniaMu
dalam sunyi aku bersujud padaMu

 


Design by: Blogger XML Skins | Distributed by: Blogger Templates | Sponsored by Application Monitoring