Saturday, October 31, 2009

Doa yang terlupakan

Akhirnya ku hanya memiliki-Mu
Dalam hidupku kini
Dan akhirnya hanyalah tentang diri-Mu
Yang meyakini setiap langkahku

Setelah aku menafikkan diri-Mu
Setelah aku meninggalkan-Mu

Ya Tuhan ku ampuni segala dosaku
Tunjukkan ku jalan kembali untuk-Mu
Ya Tuhan ku rahmati segala langkahku
Agar ku temukan indahnya cinta-Mu

Ku sadari hanyalah pada diri-Mu

Ku 'kan temukan cinta sejatiku
Ku sadari hanyalah tentang diri-Mu
Yang mendamaikan seluruh jiwaku ..

~ Ungu
source: http://kumpulan-lirik-lagu-indonesia.blogspot.com/2008/09/lirik-lagu-doa-yang-terlupakan-ungu.html

Sunday, October 25, 2009

(antara beberapa) Tips menjaga Iman













* this article is a little too "indonesian", but i think it's still graspable*

Jika iman naik turun sehari-hari itu biasa, asalkan, sebagaimana dicontohkan para sahabat, secara garis besar grafiknya menaik sampai puncaknya saat nyawa kita diambil kembali oleh Pemiliknya.

Artinya turun sedikit karena tidak disengaja ya apa boleh buat, istighfarlah karena pintu taubat Allah sangat luas. Namun sesudah itu, ‘ibadah dan ‘amal shalih harus dipacu dengan perbaikan yang melesatkan iman lebih tinggi dari sebelumnya.

Berikut ini sejumlah tips praktis harian untuk memelihara grafik besar iman untuk terus meningkat.

1. Kata terakhir dan kata pertama.

Pastikan bahwa ‘Allah’ adalah kata terakhir yang terucap sebelum Anda terlelap, begitu juga kata yang pertama terucap saat Anda terbangun. Mudah-mudahan cara ini akan mendorong Anda untuk mengisi waktu diantara kedua saat itu dengan sebanyak mungkin mengingat Dia.


2. Bangun malam hari.

Hal pertama berwudhulah, dan shalatlah dimalam hari sendirian. ‘Umar ibn Kahattab (semoga Allah meridhainya) selalu minta disediakan secawan air di sebelah tempatnya tidur. Begitu terbangun, tangannya dibasahinya dan diusapkannya ke wajahnya, untuk langsung bangkit berwudhu dan shalat.

3. Bukalah Al-Qur’an di tengah malam.

Bacalah pelan-pelan di malah hari sendirian, baca terjemahannya, resapi maknanya karena itu disampaikan Allah khusus untuk Anda.

4. Bangunkan orang lain.

Sebelum subuh bangunkan anggota keluarga Anda yang lain dengan lemah lembut untuk melakukan hal yang sama dengan anda.

5. Shalat subuh berjama’ah.

Bagi laki-laki shalat subuh di masjid hampir-hampir wajib. Sampai Rasulullah berkata, untuk orang munafiq, shalat berjama’ah di masjid yang paling berat adalah ‘isya dan subuh. Ada saja alasan untuk menghindarinya. Bagi perempuan, shalat berjamaah di rumah pun baik.

6. Bacakan ayat dan hadits.

Pilihkan satu ayat Al-Qur’an dan satu hadits Rasulullah kepada orang-orang di rumah Anda sebagai hadiah pertama di pagi hari. Jadikan ayat dan hadits itu bahan obrolan pertama Anda sebelum berbincang tentang hal lain.

7. Baca sirah nabi.

Usahakan membaca satu atau dua halaman sirah Rasulullah di pagi hari untuk menambah kecintaan dan keshiddiqan kita kepada Muhammad Nabiyullah yang namanya kita sebut dalam syahadat keIslaman kita.

8. Sebelum keluar rumah.

Jangan lewati pintu rumah untuk berangkat bekerja atau menuntut ilmu urusan lainnya, sebelum tawakkal kita hanya kepada Allah dalam segala urusan. Ucapkan Bismillahittawakkaltu ‘ala Allahi Laa Hawla wa laa quwwata illaa billahi.. Dengan nama Allah aku bertawakkal (menggantungkan semua urusanku) hanya kepada Allah, tidak ada kemampuan dan kekuatan kecuali dengan izin Allah.

9. Mendengar Al-Qur’an.

Usahakan tetap mendengar lantunan bacaan Al-Quran kemanapun Anda pergi hari ini, baik dari alat elektronik yang bisa Anda setel, atau dari senandung Anda sendiri dari hafalan maupun bacaan Anda.

10. 24 jam doa.

Ucapkanlah berbagai macam doa sehari-hari (mulai dari masuk kamar kecil sampai doa berkendaraan) yang diajarkan Rasulullah, dengan niat dan tujuan menambah rasa ketergantungan kita hanya kepada Allah. Semakin kita tergantung hanya kepada Allah dalam segala urusan, semakin independen kita dari pengaruh manusia lain, siapaun dia, setinggi apapun jabatannya terhadap kita, sebanyak apapun hartanya dibandingkan dengan diri kita. Begitu Allah melihat bukti bahwa kita hanya bergantung kepada-Nya, PASTI Dia akan mengangkat derajat kita di hadapan manusia lain, dan memudahkan semua urusan kita.

11. Kegiatan utamaku shalat

Aturlah agenda harian Anda berdasarkan rotasi 5 waktu shalat. Rancanglah semua agenda kerja dan kegiatan sedemikian rupa, yang membuat Anda sudah berada di tempat menunaikan shalat dalam keadaan berwudhu minimal 15 menit sebelum adzan berkumandang. Rasakan berkah demi berkah akan dilimpahkan kepada Anda.

12. Wudhu sempurna.

Peliharalah wudhu Anda selama mungkin. Berwudhulah dengan sempurna. Perhatikanlah air yang mentes dari kulit wajah dan bagian-bagian tubuh Anda, saksikan dosa-dosa Anda bercucuran bersama air itu.

13. Shalat terakhir.

Laksanakan shalat seakan-akan itu shalat Anda yang terakhir. Hadapkan tubuh Anda lurus-lurus ke arah Ka’bah Baitullah. Tundukkan jiwa Anda di hadapan Allah Pencipta dan Pemelihara Hidup Anda. Ejalah satu demi satu bacaan shalat dengan kerendahan hati dan kehinaan diri di hadapan Allah.

14. Berpuasa.

Lakukan puasa sunnah sebanyak mungkin, karena orang yang berpuasa doanya langsung dikabulkan Allah. Sedangkan doa adalah senjata utama Mu’min.

15. Berinfaq dan bershadaqah.

Apapun bentuk harta yang Anda miliki, itu sepenuhnya hak Allah. Gunakan harta itu sesuai kehendak pemiliknya yang sejati. Perbanyak shadaqah dan berinfaq untuk menunjukkan kepada Allah, bahwa harta yang ada pada kita sama sekali tidak mengganggu kesadaran kita, “bahwa ini semua milik Engkau ya Allah.”

16. Bersahabat.

Bergaul dan bersahabatlah sebanyak dan sesering mungkin dengan sesama orang yang meiliki iman. Dahulukan iman, ibadah, ilmu dan amal shalih sebagai kriteria kita memilih atau tidak memilihnya menjadi teman apalagi sahabat karib. Bila bergaul dengan orang yang masih lemah iman, atau bahkan kafir, pasanglah niat yang kuat, bahwa Anda bergaul dengannya dengan tujuan membagi kelezatan iman yang sudah kita rasakan. Kalau ditawari yang lezat-lezat dia menolak, ya tak usah buang-buang waktu menjadi temannya. Karena kata Nabi, di akhirat kita akan hidup bersama dengan teman kita sesama hidup. Wallahu a’lam bishshawwab.

source: http://ramacipta.multiply.com/journal/item/7

Friday, October 23, 2009

Cinta dan Tawakkal ..


Oleh Dr. Mohd Asri Zainul Abidin
Saya menulis artikel ini dalam perjalanan dari Madinah menuju Mekah. Saya datang menyertai rombongan Majlis Agama Islam Perlis bersama dengan Yang Dipertuanya, Raja Muda Perlis. Setelah pulang dari United Kingdom, saya dilantik menjadi Ahli Majlis Agama Islam Perlis yang dahulu saya berada dalamnya atas kapasiti Mufti. Sekarang saya berada dalamnya atas individu saya sahaja. Majlis Agama Islam Perlis membuat lawatan kerja ke beberapa negara; Arab Saudi, Mesir dan Tunisia.
Rasanya hampir dua tahun saya tidak ke Madinah dan Mekah. Seperti orang lain, setiap kali masuk semula ke Madinah jiwa menjadi sayu, syahdu dan rindu. Tidaklah dapat digambarkan dengan bahasa dan bicara, perkataan dan tulisan. Ia satu perasaan yang menerjah ke setiap penjuru jantung dan urat nadi. Apa tidak, di sinilah tempat insan yang amat kita cintai yang namanya kita sebut saban, Muhammad SAW. Bagindalah pemimpin, baginda teladan. Kita ini rela menderita, rela dihina, rela dianiaya, rela dipersenda demi memenuhi cinta kepadanya dan agama yang dibawanya.
Kita akui jalan bagindalah jalan yang terbaik dan kita membenci setiap bidah yang cuba ditokok tambah, atau khurafat yang cuba dipalitkan kepada agama yang dibawa baginda, kerana hidup kita hanya mengiktiraf baginda sebagai rasul yang akhir.
Demikianlah Allah mengingatkan kita:
(maksudnya) Katakanlah (wahai Muhammad): Jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani (Surah Ali-’Imran, ayat 31).
Kata al-Hafizd Ibn Kathir (meninggal 774H): “Ayat ini adalah pemutus kepada sesiapa yang mendakwa mencintai Allah tetapi tidak di atas jalan Muhammad. Maka sesungguhnya dia adalah pendusta atas apa yang didakwanya, sehinggalah dia mengikuti syariat Muhammad dan agama nabawi dalam semua perkataan, perbuatan dan hak ehwalnya seperti yang pasti dalam Sahih al-Bukhari daripada Rasulullah SAW: Sesiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak di atas petunjuk kita, maka dia ditolak” (Ibn Kathir, Tafsir al-Quran al-’Azim, 1/366, Beirut: Dar al-Ma’rifah).
Madinah
Walaupun Madinah telah berubah wajahnya dengan bangunan yang jauh lebih indah dan moden, tidak lagi seperti zaman baginda, namun cinta dan rindu tidak pernah dimamah sejarah dan tidak wajar berubah. Kita merindui Madinah bukan kerana bangunannya, tetapi di sinilah tempat perjuangan dan kehidupan insan yang kita cintai. Bak kata Qais yang dianggap gila kerana terlalu mencintai Laila: “Aku merentasi rumah Laila, aku mencium dinding-dindingnya, Bukanlah cintakan rumah itu merindukan kalbuku, tetapi cintakan penghuninya.”
Demikian Madinah, bukan kerana ia Madinah semata-mata, tetapi kerana sejarah perjuangan yang tercatat di dadanya. Rindu dan cinta bersalut dalam jiwa apabila mengenang di sinilah bumi pengorbanan dan perjuangan Rasul yang tercinta. Namun bagaimana mungkinkah cinta dan kasih itu akan lahir jika kita tidak mempelajari dan menghayati sirah perjuangan dan pengorbanan yang agung itu?!
Seperti yang saya pernah sebutkan, hidup ini adalah kembara merentasi benua yang mencabar. Ketakutan dan cabaran menghambat kita di mana-mana. Namun Allah menyediakan berbagai bekalan kekuatan yang jika dihayati, diselami dan dihirup ke dalam urat nadi akan menjadikan insan sabar dan yakin dalam meneruskan kembara ini. Antara bekalan yang disediakan ialah solat, terutama di qiyamullail. Esakan dan tangisan rintihan di malam yang sunyi adalah nikmat yang tidak gambarkan. Airmata rintihan dan pengakuan diri di hadapan Allah atas kelemahan dan dosa, juga pemohonan atau doa agar diberikan limpah kurnia, itu semua adalah kenikmatan yang tidak dapat difahami melainkan sesiapa yang merasainya. Dalam sebak tangisan itulah insan merasai nikmat menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Agung.
Itulah bekalan dalam merempuh cabaran dan dugaan hidup. Demikian juga Ramadan, kedatangannya selalu memberikan kekuatan baru dalam hidup ini. Tangisan dan esakan di kesunyian malam ketika sendirian, maka tanpa riyak dan ujub, membawa kekuatan kepada diri insan dalam menerusi agenda perjalanan hidup. Begitulah juga, haji dan umrah. Segalanya apabila ditunaikan dengan jiwa yang merendah kepada Allah, lidah yang memohon ampun dan kurnia, ia adalah bekalan kekuatan yang maha ajaib. Hidup ini jika Allah bantu keajaiban akan berlaku. Percayalah kepada doa dan tawakal, di samping berusaha menurut prinsip-prinsip agama. Apabila Allah menolong kita tiada siapa lagi yang dapat melakukan apapun. Pertolongan dan kurnia Allah itu boleh menjelma dalam berbagai rupa dan bentuk, cuma kita yang selalu jahil untuk memahami kemakbulan doa yang pernah diminta.
Ungkapan
Banyak ungkapan doa yang mengandungi erti yang hebat yang diajar oleh Rasulullah SAW. Tidak perlu ajaran tarekat yang sebahagiannya mencipta wirid dan zikir rekaan, sehingga melupai keindahan wirid dan doa yang sahih yang diajar oleh Rasulullah SAW. Antara ungkapan doa yang amat menarik jiwa saya ialah doa yang baginda SAW ajar:
Ya Haiyyum, Ya Qayyum, dengan rahmatMu daku memohon pertolongan. Baikilah seluruh urusanku, dan janganlah Engkau serahkan diriku ini kepadaku walaupun sekelip mata, (Riwayat al-Nasai, dinilai sahih oleh al-Albani).
Setiap kali ada kesempatan yang baik, di tempat yang baik dan di waktu yang baik, saya sering mengulangnya, walaupun entah kali ke berapa seratus atau ribu sekalipun. Ya! Jika Allah yang menguruskan urusan kita, tentu aturan yang ditentukan itu akan begitu hebat merentasi andaian mana-mana insan. Namun jika hidup ini hanya bergantung kepada orang lain, kita sering menjadi mangsa. Jika bergantung kepada diri semata, banyak perkara yang kita akan gagal mengendalikannya. Namun, apabila kita serahkan agar Allah membantu, tanpa ditinggalkan kita walaupun sekelip mata, keajaiban hidup akan berlaku. Usaha adalah tuntutan kehidupan, namun tawakal yang sebenar adalah jaminan kekuatan dan kesejahteraan. Allah boleh mengatur perjalanan ini apa yang disangka tewas oleh manusia, tetapi kejayaan yang berlaku, apa yang disangka kecewa oleh manusia, tetapi kebahagiaan yang memenuhi jiwa.
Ajaibnya cinta, ajaibnya tawakkal. Semoga Allah tidak meninggal kita semua dalam merentasi kehidupan ini!
- Penulis ialah bekas mufti perlis.

Thursday, October 22, 2009

Mengingati Awal dan Akhir Manusia di Arafah.

*an entry sempena musim Haji 1430H.*
Manusia dilahirkan ke dunia. Hidup di dalamnya. Berbuat dosa dan meraih pahala di atasnya. Suatu saat nanti, manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Disana, tidak akan ada perbedaan warna kulit, suku, etnis, ataupun status sosial. Semua dikumpulkan untuk menunggu perhitungan akan amal ibadah mereka. Yang akan selamat, adalah mereka yang bertakwa.
Awal dan akhir manusia ini adalah perenungan penting dalam melakukan rukun utama ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah. Begitu pentingnya ibadah yang berakhir pada Hari Raya Idul Adha ini, sampai Rasululah SAW bersabda, ‘Al-Hajju Arafat!’ yang berarti, Haji adalah Arafah. Tidak sah ibadah haji tanpanya.
***
Awal
Ketika Nabi Adam diciptakan sebagai khalifah di muka bumi, Malaikat berkeberatan, menilai manusia hanya akan membuat kerusakan di dalamnya. Namun kemudian Allah SWT mengajarkan nama-nama kepada Nabi Adam, dan beliau mampu menyebutkannya kembali dengan lengkap. Maka malaikat pun bersujud kepadanya.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan ia menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.” (Al-Baqarah: 34)
Sayangnya, setelah Allah SWT menciptakan Hawa sebagai teman Adam, mereka berdua terperdaya hasutan syetan dengan memakan buah khuldi yang diharamkan. Allah SWT lantas menyuruh mereka berdua turun dari surga.
“Kami berfirman, ‘Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (Al-Baqarah: 38)
Di bumi, Adam dan Hawa terpisah begitu jauhnya sampai akhirnya bertemu di perbukitan kecil Jabal al-Rahmah di Arafah, yang berada pada ketinggian 750 kaki di atas permukaan laut. Selama berabad-abad, Arafah adalah padang pasir yang tandus tanpa tumbuhan. Pemerintah Arab Saudi sekarang ini berusaha menghijaukannya dan memasang semprotan air untuk meredam suhu panas sehingga tidak terlalu terik.

pic: Jabal Rahmah, Makkah Al-Mukarramah.
Di atas pasir-pasir gurun ini, Bapak dan Ibu umat manusia ini bertaubat kepada Allah SWT. Memohon ampun atas kekhilafan dan kesalahan. Allah SWT menerima taubatnya. Dengan rahmatNya, kemudian Adam dan Hawa berkeluarga dan menciptakan kehidupan sosial pertama di dunia.
Selama melakukan wukuf, jemaah haji yang berada dianjurkan untuk merendahkan hati dan memohon ampun atas setiap kesalahan. Dalam pertaubatan tersebut, para jemaah merenungi sejarah penciptaan. Untuk tujuan apa manusia diciptakan. Sehingga dalam hati mereka tercipta pertanyaan, “Apakah itu yang sudah saya laksanakan?”
***
Akhir
Wukuf di Arafah merupakan simulasi untuk berkumpulnya manusia di Padang Mahsyar nanti. Para jemaah tidak boleh mengenakan pakaian selain kain berwarna putih yang tak terjahit. Menandakan kesederhanaan dan kebersihan di hadapan Allah SWT. Di Padang Pasir yang panas dan gersang tersebut, para jemaah hadir sebagai bentuk kepatuhan mutlak kepada Allah SWT.
Wukuf artinya berdiam diri. Maka Wukuf di Arafah artinya adalah berdiam diri di Arafah selama beberapa waktu. Waktu dimulainya wukuf adalah 9 Dzulhijjah dan berakhir pada Hari Raya Idul Adha, tepatnya setelah matahari tergelincir sampai menjelang pagi hari. Waktu-waktu tersebut digunakan untuk berdoa dan membaca Al-Qur’an sebanyak-banyaknya.
Puncak ibadah ini adalah Khutbah Wukuf. Isinya tidak pernah berganti, yaitu khutbah Rasulullah SAW pada saat beliau menjalankan Haji Wada’ (Haji Terakhir) pada Tahun 10 Hijriyah. Tidak kurang dari seratus ribu jemaah ikut dalam rombongan tersebut.
Rasulullah yang kala itu berpidato dari atas untanya, mengawalinya dengan menyeru “Wahai Manusia!” yang berarti, khutbah ini ditujukan untuk seluruh manusia, bukan umat Islam semata. Lalu Nabi SAW menyampaikan sebuah pesan kemanusiaan yang universal:
"Wahai manusia, Tuhanmu hanyalah satu dan asalmu juga satu. Kamu semua berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah. Keturunan, warna kulit, bangsa tidak menyebabkan seseorang lebih baik dari yang lain. Orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa. Orang Arab tidak lebih mulia dari yang bukan Arab, sebaliknya orang bukan Arab tidak lebih mulia dari orang Arab. Begitu pula orang kulit berwarna dengan orang kulit hitam dan sebaliknya orang kulit hitam dengan orang kulit berwarna, kecuali karena takwanya.”
Beliau juga menegaskan bahwa sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara. Tidak boleh ditumpahkan darahnya, dirampas hartanya, dan dicemarkan kehormatannya. Khusus untuk kaum wanita, Rasulullah berpesan kepada para laki-laki, "Aku wasiatkan agar kalian mempertahankan kaum wanita dengan sebaik-baiknya."Yang merupakan suatu bukti, bahwa Islam mendudukkan wanita dalam posisi yang mulia.
semoga mereka2 yang telah/akan pergi menunaikan haji di kurniakan dengan kemudahan utk menjalankan ibadah serta mendapat haji yang mabrur..Amin :)
(doakan aku dpt pegi haji secepat mungkin gak!!)

Thursday, October 15, 2009

Erti Sebuah Pengorbanan.. :)

Selang beberapa hari kita bakal menyambut Aidul Adha…satu perayaan kebesaran bagi kita umat Islam untuk memperingati satu pengorbanan agung seorang Rasul demi mendakap CINTA TERAGUNGnya buat ALLAH ESA….tanpa menghiraukan kasih yang amat mendalam terhadap anaknya diturutkan saja perintah ALLAH tanpa rasa ragu2 malah penuh yakin meneruskan titah Pencipta…dan si anak pula dengan meredhai dengan penuh ketulusan akan takdir ALLAH yang diperintahkan ke atasnya……Maha Suci ALLAH betapa sebenarnya aku terlalu mengagumi kedua-dua insan mulia ini…andai aku berada ditempat mereka mampukah aku menjadi seredha dan setabah itu….

Manifestasi daripada sejarah ini merupakan satu pengajaran yang begitu bermakna dan mengajar bahawa hidup ini tidak terlepas dari dugaan dan pengorbanan….setiap daripada kita pasti menghadapi dugaan dan menghadapi saat2nya kita perlu berkorban sama ada harta benda,wang ringgit, jiwa, perasaan dan hati kita sendiri…dan pegorbanan ini adalah dilakukan untuk sesuatu yang kita sayang dan cintai demi menterjemahkan rasa cinta yang mendalam buat mereka yang kita sayang…….sama ada sesuatu pengorbanan itu untuk ALLAH,Rasul,ibu dan ayah, keluarga, saudara mara, sahabat taulan mahupun buat sesiapa sahaja yang sentiasa dekat di hati kita…seperti lagu yang pernah dilaungkan oleh Tan Sri P.Ramlee…”berkorban apa saja , harta atau pun nyawa itulah kasih mesra sejati dan mulia….”

Ya….sememangnya pengorbanan yang didasari keikhlasan tanpa mengharapkan balasan itu sememangnya sesuatu yang mulia lagi terpuji dan seharusnya ada dalam hati setiap dari kita yang bergelar insani…….

Ana sebenarnya suka untuk menterjemahkan makna pengorbanan ini lebih kepada pengorbanan kita untuk menolak keinginan hati demi mendamba keredhaan ALLAH…sedar atau tidak kita sebenarnya sering alpa dalam memenuhi kehendak hati kita sehingga kadang2 kita mengabaikan jalan2 yang menghampirkan kita pada ALLAH…ana bercakap ini adalah sekadar memperingati diri ana sendiri juga sahabat2 di persinggahan sementara ini agar melihat sejauh mana pengorbanan kita pada ALLAH dalam melawan kehendak nafsu mazmumah yang sentiasa mengekori kita daripada menghampiri kepada keredhaan ALLAH….seperti sabda Nabi “peperangan dengan hawa nafsu itu adalah lebih dahsyat daripada peperangan Badar”…nah sahabat2 semua, nabi sendiri telah memperingatkan kita bahawa nafsu itu sukar untuk kita atasi tetapi ingat kita di bekalkan dengan iman dan akal untuk kita menilai yang mana kebaikan dan yang mana kejahatan…

Ya memang diakui jiwa muda kita sentiasa inginkan keseronokan tp ingat duhai sahabat dunia hanya persinggahan cukupkah bekalan kita untuk bertemu Tuhan andai takdir umur kita hanya untuk esok sahaja????…ayuh kita jadi pemuda dan pemudi kebanggaan Rasulullah kerana berjaya melakukan pengorbanan walaupun tidak sehebat Nabi Ismail namun kita masih mampu menjadi golongan muda yang sedia berkorban apa sahaja di usia ini demi untuk mendamba cinta dan redha ALLAH…

Alangkah indah andai kita mampu berkorban untuk mengatakan tidak pada sesuatu yang bakal mengundang kemurkaan ALLAH dan bakal jauh dari keberkatanNYA agar diri tidak jauh dari ALLAH…di situ sudah terpancar pengorbanan kita…

Contonya…bukan dituju pada sesiapa cuma sekadar peringatan buat diri ini agar tidak berulang kesilapan lagi….bilamana diminta cintamu dari seseorang kabarkan padanya “aku bimbang kehilangan CINTA AGUNG itu buat kali kedua bilamana dulu aku pernah kehilanganNYA dan aku tidak tegar untuk kehilanganNYA sekali lagi…” alhamdulillah andai ini yang ada dalam hati setiap dari kita yang mengakui ingin mencintai ALLAH pasti pertolongan itu ada untuk menguatkan hati kita walaupun kadang kala jerit rasa mengundang keinginan untuk mengapai salam kasih manusia itu…..namun janji buat ALLAH lebih perlu diutamakan kerana ketenangan pasti tidak berulang andai jalan itu di pilih sekali lagi……

fitrah manusia memang memerlukan kasih sayang dan sememangnya kita dijadikan berpasangan tetapi bagaimana kita membawa perjalanan kasih sesama kita itulah yang menentukan keberkatan dan keredhaan abadi sebenarnya….semoga pengorbanan kita uintuk mendamba cinta ALLAH akan sentiasa dipandang dan diberi perhatian oleh ALLAH dan diakhir insyaALLAH dengan izinNYA jua pasti CINTA TERAGUNG itu akan kita genggami sehinnga dipertemuan yang abadi………………….

DEDIKASI untuk ‘Dia’ yang memahami dan tidak pernah berputus asa walaupun reaksi ana mengundang byk soal tanya…terima kasih kerana memahami perjuangan ana untuk mendamba redha ALLAH dan terima kasih kerana tidak terusan memaksa ana…kesabaran dan keikhlasan itu insyaALLAH moga dilihat oleh ALLAH…andai takdir itu milik kita pasti akan ada jalannya dan kita tidak perlu mengejarnya sehingga melupakan kasih yang lebih utama…dan buat sahabat2 di daerah perjuangan ini terima kasih kerana terus bersama ana dan tidak henti2 menhembuskan semangat untuk ana memperjuangkan cinta ini…doakan perjalanan kita menemui penghujung yang kita cari iaitu bertemunya CINTA HAKIKI…walaupun ana tahu pasti dugaan tidak akan berhenti kerana CINTA INI ada nilai yang tinggi dan ianya bukan sekadar mimpi tp pasti realiti………………

Salam Pengorbanan,
AL_ADAWIYAH


* setiap manusia pasti pernah melakukan pengorbanan dari pelbagai jenis- dari sekecilnya2 sehingga sehebat2nya. Namun tiada pengorbanan yang lebih agung selain pengorbanan untuk Allah, atas nama Allah.. InsyaAllah Allah akan membalas pengorbanan itu dengan perkara yang lebih baik. Amin..

Wednesday, October 14, 2009

..



Amalan disarankan Rasulullah pada Zulhijjah

Oleh Dr Engku Ahmad Zaki

ZULHIJJAH adalah bulan kedua belas di dalam kalendar Islam hijrah dan satu bulan haram selain dari Muharam, Rejab dan Zulkaedah. Kelebihan bulan mulia ini disebutkan oleh Allah di dalam firman-Nya yang bermaksud: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam Kitab Allah semasa Dia menciptakan langit dan bumi, antaranya empat bulan yang dihormati

Demikianlah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan itu; dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya; dan ketahuilah sesungguhnya Allah berserta orang yang bertakwa. (Surah at-Taubah, ayat 36).

Zulhijjah bermaksud yang memiliki haji kerana ibadah haji ditunaikan di dalam bulan berkenaan. Amalan mulia ini dilakukan oleh Nabi Allah Ibrahim dan diteruskan oleh anak cucunya daripada keturunan Nabi Ismail berlanjutan hingga zaman Rasulullah. Kemuncak ibadah haji adalah pada hari Arafah iaitu hari kesembilan Zulhijjah yang digambarkan sebagai perhimpunan besar umat Islam yang teragung, lambang kesatuan akidah dan perpaduan, tanpa mengenal batasan pangkat dan harta, kesemuanya mengharapkan keredaan Allah.

Zulhijjah ini menghimpun pelbagai kelebihan dan keistimewaan yang disediakan oleh Allah bagi Muslim yang mengharapkan keredaan dan pengampunan Allah. Rasulullah bersabda yang bermaksud: Tiada suatu hari pun amalan kebaikan padanya mempunyai kelebihan melainkan pada hari ini, iaitu sepuluh hari Zulhijjah.

Sahabat Baginda bertanya: Apakah juga (pengecualian itu) termasuk jihad pada jalan Allah? Ujar Baginda: Tidak juga (termasuk) berjihad pada jalan Allah kecuali bagi sesiapa yang keluar dengan jiwa raga dan hartanya dan tidak membawa pulang apa-apa pun. (Hadis riwayat al-Bukhari).

Dalam hadis lain, Rasulullah pernah bersabda yang bermaksud: Tiada suatu hari pun, amalan kebaikan padanya mempunyai kelebihan melainkan pada hari sepuluh Zulhijjah ini, oleh kerana itu perbanyakkan ucapan tahlil (La Ilaha Illallah), takbir (Allahu Akbar) dan tahmid (Alhamdulillah). (Hadis riwayat Imam Ahmad).

Dalam pada itu, Rasulullah tidak ketinggalan menyatakan beberapa amalan yang sangat dianjurkan pada bulan ini, antara lain adalah:

l Menunaikan ibadah haji dan umrah sebaik-baik amalan.

l Berpuasa pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah, terutamanya pada hari Arafah. Lebih-lebih lagi, puasa di antara amalan yang afdal dan amat disukai Allah sendiri. Rasulullah bersabda bermaksud: Puasa pada hari Arafah dengan penuh pengharapan keredaan Allah akan menghapuskan (dosa) setahun yang lalu dan setahun yang mendatang. (Hadis riwayat Muslim)

l Bertakbir (Allahu Akbar) dan membasahkan lidah dengan pelbagai jenis zikir pada sepuluh hari Zulhijjah. Firman Allah yang bermaksud, (Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang termaklum). (Surah al-Haj, ayat 28).

Disyariatkan juga bertakbir pada hari yang mulia itu sama ada waktu siang atau malam terutamanya selepas menunaikan solat fardu (dikerjakan secara berjemaah). Bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji, takbir bermula dari waktu Subuh hari Arafah dan bagi yang menunaikan haji, takbir bermula pada waktu Zuhur Hari Raya Haji pertama iaitu pada 10 Zulhijjah. Kesemuanya berakhir pada waktu Asar pada hari ke-13 Zulhijjah.

l Bertaubat dan seterusnya meninggalkan segala perkara maksiat dan dosa. Dalam masa yang sama, memperbanyakkan amalan baik dengan tujuan mencapai keampunan dan rahmat Allah.

Hal ini kerana maksiat adalah punca jauh dan terhindarnya seorang hamba daripada rahmat Allah, manakala ketaatan pula adalah punca dekat dan kasihnya Allah kepadanya. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda yang bermaksud: Sesungguhnya Allah cemburu (tidak suka) apabila seseorang hamba-Nya melakukan perkara yang ditegah-Nya (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

l Memperbanyakkan amalan salih terutamanya amalan sunat yang sangat dianjurkan seperti solat sunat, bersedekah, berjihad, membaca al-Quran, menyeru kepada kebaikan, mencegah kemungkaran dan sebagainya kerana kesemua amalan yang dilakukan pada hari berkenaan dilipatgandakan ganjarannya di sisi Allah.

Walau sekecil mana sekalipun amalan itu dilakukan tetapi ia lebih disukai Allah jika dibandingkan pada hari lain. Begitu juga amalan yang besar seperti berjihad pada jalan Allah yang dikategorikan di antara amalan paling afdal, namun ia tidak dapat mengatasi kehebatan ganjaran pahala disediakan Allah pada hari itu melainkan apabila kuda yang ditungganginya itu terbunuh dan darahnya keluar (dia cedera atau mati syahid).

l Disyariatkan kepada umat Islam yang berkemampuan untuk melakukan amalan korban pada Hari Raya Haji dan hari-hari Tasyriq yang berikutnya iaitu pada hari ke-11, 12 dan 13 Zulhijjah. Ia adalah sunah Nabi Allah Ibrahim selepas Allah mengujinya dengan perintah menyembelih anaknya, Nabi Ismail tetapi diganti dengan seekor haiwan (kibasy) untuk disembelih.

l Setiap Muslim hendaklah menunaikan solat Aidiladha berjemaah dan mendengar khutbah supaya mendapat pengajaran daripadanya. Sepatutnya setiap Muslim mengetahui hikmah di sebalik perayaan ini yang menyatakan kesyukuran melakukan kebaikan di samping menjauhkan diri daripada melakukan perkara mendatangkan kemurkaan Allah, seperti mengerjakan maksiat, menyombong diri, bertengkar, bermasam muka yang boleh menjadi sebab kepada terhapusnya amalan kebaikan.

Begitulah di antara kelebihan dan keistimewaan yang terhampar sepanjang Zulhijjah untuk direbut oleh setiap Muslim yang bertakwa. Mudah-mudahan setiap Muslim bersungguh-sungguh menjejaki keampunan Ilahi dan rahmat-Nya dengan menjunjung segala titah dan perintah Ilahi dan menjauhi segala larangan-Nya.

source: http://www.myqalam.net/

Tuesday, October 13, 2009

Jadilah seperti pohon.... :)

;)
source: laman-annur.blogspot.com

Friday, October 9, 2009

Surga Hati.


tak sanggup ku tahan,
tetes air mata,
di saat ku berdiri
di tanahMu yang suci

tak henti memuji
mulut ini berdzikir
saat ku melihat
surga hati disini

sejenak pandangi
rumahmu yang indah
tak pejamkan mata
tak dapat ku bicara

ingin ku meraih
tuk menggapaiMu
tak sabar menanti
tuk panjatkan doa padaMu

ku ingin disini, ingin tetap disini
bila kupulang nanti, izinkan ku kembali
ku ingin disini, ingin tetap disini
bila kupulang nanti, panggil aku lagi

tak sabar menanti tuk panjatkan doa padaMu

- Surga Hati (ungu)


* blogging from a restaurant nearby my house, alone :P. It's Saturday night, and..i'm single after all! ;) ~ More than free to do whatever I feel like doing. :). But i m here for a reason, that i don't feel like telling anyone. Heh, considering the fact that i am a "homey" person (or at least nowadays am one), i seldom go out without necessity. I love to be at home, reading, cleaning, tv? - no, not much of TV. Or,i'll do whatever i feel like doing. MasyaAllah, can't help smiling alone thinking of those entries I WROTE in my previous blogs. *malu*.

Wednesday, October 7, 2009

Ketika Roh dicabut..

Imam Ahmad dalam Musnad-nya, demikian juga Ibnu Hibban, Abu ‘Awanah Al-Isfirayaini dalam kitab Shahih keduanya, meriwayatkan dari Al-Manhal dari Zadan bin Al-Bara’ bin ‘Azib bahwa ia berkata, “Kami pernah pergi bersama Rasulullah untuk mengantar jenazah. Beliau duduk di atas kuburan dan kami duduk di sebelahnya. Kami diam dan tenang laksana di atas kepala kami terdapat seekor burung. Sambil menguburkan jenazah tersebut, Beliau berkata, “Aku berlindung diri kepada Allah dari siksa kubur.” Beliau mengucapkannya tiga kali.

Selanjutnya Beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang beriman jika akan pindah ke alam akhirat dan meninggalkan dunia, maka para malaikat itu turun kepadanya. Wajah mereka seperti matahari dan setiap dari mereka membawa wewangian dari surga dan kain kafan. Mereka duduk di dekat orang yang beriman sebatas pandangan kemudian malaikat pencabut nyawa duduk di dekat kepalanya dan berkata,

Wahai jiwa yang tenang (muthmainah), kembalilah kepada Tuhanmu dengan redha dan diredhai.... ~ Surah Al-Fajr: 27

Rasulullah kemudian bersabda, “Ruh orang beriman pun keluar dari jasadnya seperti halnya air keluar dari mulut teko. Malaikat pencabut nyawa segera mengambilnya. Ketika ruh orang itu telah berada dalam genggamannya, para malaikat yang lain tidak membiarkan ruh orang beriman itu berada di tangan malaikat pencabut nyawa sekejap mata hingga kemudian mereka mengambilnya dan menaruhnya di atas kain kafan surga dan wewangian tersebut. Dari ruh orang beriman, keluarlah wewangian paling harum yang pernah ada di bumi.”

Kata Rasulullah selanjutnya, “Kemudian para malaikat naik membawa ruh orang beriman dan setiap kali mereka melewati para malaikat, maka mereka bertanya, “Ruh siapa yang harum ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah si fulan bin fulan,” sembari menyebutkan nama terbaik yang pernah menjadi sebutannya ketika di dunia hingga kemudian mereka berhenti di langit kedua. Mereka minta dibukakan bagi ruh tersebut kemudian dibukakanlah untuknya. Ruh tersebut disambut seluruh makhluk di langit kedua dan mereka mendekatkan ruh tersebut ke langit berikutnya hingga mereka membawa ruh itu tiba di langit di mana Allah berada. Allah kemudian berfirman, “Tuliskan kitab hamba-Ku ini dalam ‘Illiyyin, lalu kembalikanlah ia ke bumi. Sebab, dari bumi itulah Kami menciptakan mereka, ke dalamnya Kami kembalikan mereka, dan darinya pula Kami keluarkan mereka sekali lagi.”

Selanjutnya Rasulullah bersabda, “Dan sesungguhnya orang kafir itu jika meninggal dunia menuju ke akhirat, maka para malaikat turun kepadanya dari langit dengan wajah yang hitam dan membawa kain kafan kasar, lalu duduk di dekatnya sebatas pandangan.

Malaikat pencabut nyawa datang kepadanya dan duduk di dekat kepalanya lantas berkata,
“Wahai jiwa yang keji, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan dari Allah!”

Lalu ruhnya berpisah dari jasadnya dan malaikat mencabutnya seperti mencabut besi pembakar dari wol yang basah. Selanjutnya malaikat pencabut nyawa mengambilnya dan jika sudah ia ambil, maka para malaikat yang lain tidak membiarkan ruh tersebut di tangannya sekejap mata hingga kemudian mereka meletakkannya di dalam kain kasar tersebut. Dari padanya keluar bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi.

Para malaikat membawanya naik dan setiap kali mereka melewati malaikat, mereka bertanya, “Ruh busuk siapa ini?” Para malaikat menjawab, “Ini adalah si fulan bin fulan,” sembari menyebutkan sejelek-jeleknya nama yang dialamatkan kepadanya ketika di dunia. Ruh itu terus dibawa naik hingga sampai ke langit dunia. Ia meminta agar pintu langit itu dibuka, namun tidak juga dibukakan untuknya.

Kemudian Beliau membacakan firman Allah swt., “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.” (Al-A’raf: 40).

Allah swt. kemudian berkata, “Tuliskan kitabnya di Sijjin, di bumi yang terbawah!” Lalu ruh tersebut dilemparkan begitu saja. Selanjutnya Rasulullah membacakan firman Allah, “Barangsiapa menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Al-Hajj: 31) [Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/287 dan 295) dan Abu Dawud (4753)]

Allah s.w.t berfirman dalam Al-Qur'an: "Katakanlah (wahai Muhammad): Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahawa Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang Satu;
Oleh itu, sesiapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah dia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah dia mempersekutukan sesuatupun dalam ibadatnya kepada Tuhannya."
(Surah Al-Kahfi: 110)



..

Sunday, October 4, 2009

Ubat Kerasnya Hati

Mungkin kita sering mendapati kekerasan dalam hati kita. Apabila kita melihat lebih dalam, kita akan mendapati sebab kerasnya hati adalah jauhnya seorang hamba dari Allah SWT. Ada 6 hal untuk mengobati kerasnya hati yang disebutkan oleh Syeikh DR. Abdul Muhsin Al-Qosim (Imam Masjid Nabawi):

1. Memperbanyak dzikir pada Allah. Allah berfirman:Dan orang-orang yang beriman dan tenang hati mereka dengan berdzikir pada Allah. Dan dengan berdzikir pada Allah hati akan menjadi tenang. (Ar-Ra'd: 28)

Nabi Muhammad SAW bersabda: Perumpaan orang yang berdzikir dan orang yang tidak berdzikir pada Rabb-nya seperti orang yang hidup dan mati. (HR. Bukhori)

2. Menjaga anggota tubuh dari maksiat.

3. Memperbanyak membaca Al-Qur'an dan tafsirnya karena di dalam Al-Qur'an terdapat nasehat, pelajaran, kabar gembira dan peringatan.

4. Menghadiri majelis ilmu dan berkumpul dengan orang-orang sholeh.

5. Membaca buku-buku pada ulama dan salafus sholih.

6. Ziarah kubur untuk mengingat kematian.

(Dari kitab Al-Muntada Ya Lahu Min Din)

Sumber: Majalah Al-Mujtama' 24 Muharram-1 Shafr 1429 H/2-8 Februari 2008 M

source: http://cahayamadinah.blogspot.com/2008/04/obat-kerasnya-hati.html

 


Design by: Blogger XML Skins | Distributed by: Blogger Templates | Sponsored by Application Monitoring